Opini

Seragam Coklat dan Api Unggun: Ekskul Pramuka Masih Relevankah?

Kalasela.id– Generasi 90-an pasti familiar dengan momen legendaris: mengenakan seragam pramuka coklat lengkap dengan topi lebar dan tas ransel, bersiap untuk berkemah. Namun, nostalgia itu mungkin akan sedikit pudar bagi generasi zaman now. Pasalnya, sejak 25 Maret 2024, Pramuka tak lagi menjadi ekstrakurikuler (ekskul) wajib di sekolah. Hal ini sesuai dengan Peraturan Mendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024.

Kebijakan baru dari Kemendikbudristek ini memicu perdebatan. Pendukung reformasi ini berpendapat siswa perlu keleluasaan memilih ekskul sesuai minat dan bakat. Sementara pihak lain khawatir semangat bela negara dan pendidikan karakter yang ditanamkan Pramuka akan terkikis.

Lebih dari Sekedar Seragam Coklat dan Api Unggun

Memang, berkemah dan baris-berbaris identik dengan Pramuka. Tapi sejatinya, Pramuka menawarkan lebih dari itu. Kegiatan ini menanamkan nilai-nilai penting seperti kemandirian, kepemimpinan, kerjasama, dan disiplin. Siswa juga belajar tentang menghargai alam dan pentingnya menjaga lingkungan.

Tak bisa kita pungkiri, Pramuka juga menjadi wadah berharga untuk bersosialisasi dan menjalin pertemanan baru. Banyak orang dewasa yang hingga kini mengenang pengalaman seru dan kekompakan saat mengikuti kegiatan Pramuka, seperti berkemah atau jambore.

Kebebasan Memilih vs. Pentingnya Karakter

Menyikapi isu kebebasan memilih ekskul, tentu ini poin penting. Memberikan keleluasaan pada siswa untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka dapat memicu semangat dan motivasi belajar. Namun, pendidikan karakter yang selama ini menjadi benang merah kegiatan Pramuka tak bisa kita abaikan begitu saja.

Menyikapi Era Baru Pramuka

Meski tak lagi wajib, Pramuka tetap bisa menjadi ekskul yang diminati. Sekolah dapat berperan aktif dengan:

  • Menyajikan informasi menarik tentang Pramuka. Tak hanya seputar baris-berbaris, tapi juga bisa dikemas dengan kegiatan seru dan kekinian.
  • Mengundang instruktur Pramuka yang inspiratif. Sosok pelatih yang kompeten dan dekat dengan siswa dapat membuat kegiatan Pramuka lebih menarik.
  • Menyelenggarakan kegiatan Pramuka yang kreatif. Pramuka tak melulu tentang hal kaku. Kegiatan edukatif berbasis alam terbuka atau bakti sosial bisa menjadi pilihan.
  • Memberikan apresiasi kepada siswa berprestasi di Pramuka. Pengakuan atas pencapaian siswa dapat memotivasi mereka dan siswa lainnya untuk ikut serta.

Intinya, keputusan mengikuti Pramuka ada di tangan siswa dan orang tua. Namun, yang terpenting adalah membekali mereka dengan kesempatan mengembangkan diri secara optimal, tak peduli apakah itu di tenda biru atau lapangan basket.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button