PilihanRembang

Kasus DBD di Rembang Meningkat, Dinas Kesehatan Berikan Tanggapan

Rembang, Kalasela.id– Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, meningkat hampir dua kali lipat dalam beberapa pekan terakhir. Menurut laporan dari Jawa Pos Radar Kudus, pada Desember 2023, tercatat 19 kasus DBD di Kota Santri. Angka ini kemudian melonjak menjadi 33 kasus pada Januari 2024.

Belum Masuk Kategori Kejadian Luar Biasa (KLB)

Meskipun angka ini signifikan, Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Rembang belum menyebutnya sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Hal ini karena kenaikan kasus belum mencapai 100 persen dalam periode yang sama. Kepala DKK Rembang, Ali Syofii, menyampaikan keprihatinan terhadap situasi ini. Ia mengungkapkan bahwa jumlah total kasus demam berdarah hingga saat ini telah mencapai 147, dengan 65 diantaranya didiagnosa sebagai DBD dan satu kasus menyebabkan kematian.

Terus Upayakan Tindakan Pencegahan

Bupati Rembang, Abdul Hafidz, sebelumnya telah memberikan peringatan terkait kasus DBD di Kota Santri. Ia berharap agar pihak terkait dapat mengambil tindakan preventif untuk mencegah peningkatan yang lebih lanjut. Menindaklanjuti hal ini, Ali Syofii menyatakan bahwa DKK berkomitmen untuk terus berusaha menekan angka kasus DBD di Rembang yang sedang meningkat.

Butuh Partisipasi Aktif Masyarakat

Ali Syofii juga mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Ia menyoroti keberhasilan gerakan “satu rumah satu jumantik” di beberapa wilayah, yang melibatkan satu anggota masyarakat sebagai kader untuk memantau potensi berkembangnya nyamuk. Menurutnya, partisipasi luas masyarakat sangat penting untuk menjalankan kegiatan ini dengan efektif.

Dalam penanganan kasus ini, DKK Rembang mengakui bahwa beberapa faktor mempengaruhi peningkatan kasus DBD, termasuk kesadaran masyarakat yang masih rendah dalam melakukan PSN. Hal ini terlihat dari angka bebas jentik yang baru mencapai 80 persen, di bawah target 95 persen. Selain itu, faktor pergantian musim dari kemarau ke penghujan juga menjadi pemicu potensial peningkatan perkembangan nyamuk.

Sementara DKK Rembang terus berupaya untuk menanggulangi kasus DBD, kerjasama dan kesadaran masyarakat dapat menjadi kunci utama dalam meminimalisir risiko penyebaran penyakit ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button