Opini

Yang Jauh Saja Peduli, Masa Kamu Nggak?

3Beberapa hari ini ada yang berbeda dengan beranda Twitter-ku. Ada cuitan akun centang biru yang dari fotonya tampak seperti dokter tapi dari wajahnya seperti bukan orang Indonesia dan namanya juga asing di telinga orang Indonesia seperti saya ini. Nah yang agak aneh lagi cuitannya ditulis dengan bahasa Indonesia, yang setelah saya baca intinya adalah sosok dokter yang bernama Faheem Younus ini menginformasikan kepada netizen Indonesia untuk menjaga diri dari Covid-19 dengan prosedur yang tepat bukan dengan obat yang viral baru-baru ini semacam ivermectin dll itu.

Pertama kali melihat cuitan ini reaksi saya ya nggak nyangka aja ada orang luar yang ngetwit pake bahasa Indonesia dan ngingetin jaga prokes, seolah tau banget dengan persoalan per-covid-an yang sedang hits di negeri ini. Apalagi kalimat pembukanya itu lho “For my Indonesian Friends” yang menurut saya ngena banget. Ibarat kata orang belum pernah ketemu terus peduli banget sama kesehatan kita. Beda banget dengan beberapa netizen Indonesia yang kalo diingetkan jaga prokes malah ngata-ngatain, bilang covid itu konspirasi, palsu, nggak bahaya sambil ngajak- ngajak orang lain untuk tidak patuh.

Beda kan? Apalagi saat ini ada peraturan PPKM Darurat dari pemerintah yang membuat netizen profokator semakin menjadi-jadi dan merajalela menyebarkan Informasi Hoax mereka. Mungkin mereka lagi pada sibuk bikin konten, grup facebook, nye-pam WA keluarga atau Ngrumpi di warung kopi kali ya buat mengkampanyekan gagasan gawat mereka soal Covid-19 ini. Yang jadi masalah adalah banyak orang yang percaya dengan gagasan gawat mereka dan mengekor dibelakangnya.

Kesel kan? Saat mereka dimintai manut justru ngeyel mulu dengan alasan di Eropa sudah bisa nonton bola tanpa pakai masker dan Singapura akan menganggap Covid sebagai flu biasa. Lah kita kan beda dengan mereka? Semua yang dilakuin meraka itu adalah hasil dari ikhtiar mereka melawan badai Covid-19. Lah kita sudah ikhtiar apa? Apakah sama ikhtiar kita dengan mereka? Kalo sudah sama bolehlah kita berharap bisa nonton bola lepas masker kayak dulu-dulu lagi.

Yang menjadi pertanyaan dalam benak saya adalah kalo nantinya para profokator ini kena covid-19 kira-kira akan butuh dirawat nggak? Kalo rumah sakit penuh kira-kira mereka bakal dirawat dimana? Jadi tolong lah bagi mereka yang masih menyepelekan Covid-19 ini mbok ya mikir dan banyak baca berita atau kalo nggak sempet baca ya minimal dengerin nasehat para ahli kesehatan bukan percaya pada informasi Hoax dari para profokator.

Tidak penting Covid-19 itu konspirasi atau bukan tapi yang jelas puluhan ribu teman, kerabat dan saudara kita sebangsa dan setanah air sudah meninggalkan kita karena Covid-19 ini. Jangan bilang kematian mereka hanyalah setingan, endorsment atau yang lainnya. Empatilah kepada mereka yang ditinggalkan dan jangan sampai keluarga kita mengalami kehilangan dan kedukaan yang sama hanya karena kecerobohan dan tingkah konyol kita. Ayolah kita patuhi prokes yang sudah aada ini. Semangat. Yuk bisa yuk.

Terimakasih Pak Faheem Younus sudah memberikan sebuah contoh kepedulian untuk kami semua. Terimakasih pula untuk segenap tenaga kesehatan seluruh Indonesia. Kalian Luar biasa. Maaf jika kami tak banyak membantu di masa Pandemi ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button