Rembang

Taman Kartini Memprihatinkan, Rencana Penataan Hanya Tinggal Rencana

Rembang, Kalasela.id – Baru-baru ini, Suara Merdeka Muria mengungkapkan kondisi memprihatinkan Taman Kartini Rembang. Kini tempat wisata ikonik tersebut berada dalam kondisi tak terurus. Berbagai wahana yang dahulu menjadi daya tarik kini tak ada lagi, hanya kandang-kandang kosong yang menggantikannya . Bioskop 3D yang dulunya menarik pengunjung kini rusak, penuh debu dan kotoran. Gambar promosi yang ada justru menambah kesan seram pada bangunan ini. Jurassic Park atau taman dinosaurus juga tak kalah memprihatinkan, rumput dan tanaman liar tumbuh subur bersanding dengan tumpukan sampah.

Satu-satunya wahana yang masih berfungsi hanyalah kolam renang.  Tempat ini sama sekali tak lagi mencerminkan masa kejayaannya sebagai primadona wisata. Keadaan seperti ini sangat disayangkan terutama setelah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang mengambil alih pengelolaannya melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar).

Rencana Penataan Taman Kartini Tinggal Rencana

Sebelum kondisi seperti ini terjadi, Pemkab sebenarnya telah berencana untuk melakukan penataan kawasan Taman Kartini menjadi pusat wisata terpadu pada tahun 2023. Bupati saat itu bahkan menyatakan akan menyiapkan dana sebesar Rp 9 miliar dari total pembiayaan Rp 45 miliar. Selisih dana akan dicarikan dari sumber lain, seperti Pemerintah Provinsi atau Pusat. Rencana ambisius ini membawa harapan besar untuk mendongkrak perekonomian Rembang melalui sektor pariwisata.

Sayangnya, sampai saat ini tak terlihat sedikitpun kemajuan dalam penataan Taman Kartini. Rencana yang seharusnya memberikan harapan baru bagi destinasi wisata ini, ternyata hanya tinggal rencana.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Rembang, Mutaqin, menyatakan bahwa tahun 2023 ini sama sekali tidak ada penganggaran penataan fisik untuk Pantai Kartini. Penyebab utamanya tak lain karena APBD Rembang yang sedang dalam kondisi tidak stabil. Saat ini, fokus utama Pemkab bukan lagi menata kawasan Taman Kartini, melainkan untuk mengatur anggaran yang sedang lesu.

Mengembalikan Pengelolaan ke Pihak Swasta

Menyikapi kondisi yang semakin memburuk, muncul suara yang menyarankan agar pengelolaan Taman Kartini dikembalikan ke pihak swasta. Usulan ini sebenarnya lebih masuk akal daripada memaksakan pengelolaan di bawah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Pengelolaan Taman Kartini saat ini membutuhkan penanganan cepat dan tepat, sementara penataan menggunakan anggaran daerah memerlukan proses panjang dan birokrasi yang tidak mudah. Oleh karena itu, menyerahkan pengelolaan ke pihak ketiga tampak menjadi pilihan yang lebih rasional.

Namun, penting untuk menekankan bahwa pihak ketiga yang akan mengelola harus memiliki kualifikasi yang sesuai untuk mengelola taman wisata. Langkah ini tentu untuk menghindari kegagalan operasional seperti yang pernah terjadi di beberapa tempat.

Selain itu, Pemkab juga perlu membuat tawaran yang menarik bagi pihak ketiga agar mau mengelola ikon wisata Rembang, Taman Kartini, untuk dapat kembali menjadi ikon wisata yang gemilang. Namun, kembali lagi, ini hanyalah sekedar saran, dan semua kebijakan tentu terserah Pemkab yang akan menjalankannya.

Semoga apapun langkah yang akan diambil oleh Pemkab dapat menyelamatkan Taman Kartini dari kondisi yang memprihatinkan dan mengembalikan kejayaan destinasi wisata ikonik ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button