OpiniPilihan

Salah Kaprah “Stempel” Terhadap Generasi

Generasi Z banyak disebut sebagai generasi yang memiliki mental tempe, manja, dan semacamnya. Demikian juga dengan generasi Milenial atau generasi Y yang distempel sebagai generasi yang susah diatur dan suka membangkang. Tak luput dari hal senada, generasi X atau baby boomer disebut-sebut sebagai generasi yang kurang asik, suka ngatur dan kelebihan nasehat. Stempel yang disematkan untuk setiap generasi ini bukan tanpa alasan, selain mulai banyak yang membahas “generation gap” kondisi ini juga menggambarkan bagaimana generasi merespon generasi-generasi lain di bawah atau di atasnya.

Sebelum melanjutkan tulisan ini, disclaimer dulu bahwa ini adalah tulisan opini. Perkara setuju atau tidak setuju dikembalikan lagi ke pembaca. Kolom komentar akan selalu terbuka untuk kita berdikusi untuk menambah wawasan kita terhadap topik generation gap ini.

Salah kaprah label generasi

Sama halnya dengan astrologi, stempel atau label terhadap sebuah generasi tidaklah benar. Apa yang mereka gambarkan tidaklahnya nyata. Milenial sebagai generasi yang susah diatur hanya berlaku untuk beberapa orang. Generasi Z yang diprediksi banyak yang ingin menjadi pengusaha juga tidak sepenuhnya benar, masih banyak yang ingin menjadi profesional di bidang olahraga, game, dokter, jurnalis dan semacamnya.

Stempel semacam ini salah kaprah dan juga mungkin semena-mena ditempatkan karena ulah sebagaian orang yang kemudian dibagikan di media sosial. Di sana berkumpulah orang-orang yang memiliki pengalaman serupa dan akhirnya membuat label itu seolah menjadi nyata. Label milenial yang susah diatur dan malas kemudian melahirkan sejumlah webinar, workshop, bahkan penelitian tentang bagaimana seharusnya “mengatur” mereka.

Kondisi serupa juga dialami oleh mereka yang kecewa dengan generasi x atau generasi Baby Boomer. Mereka kemudian mempopulerkan “Ok Boomer”, kalimat yang seolah-olah menjadi senjata pamungkas jika nasehat atau argumen dari Baby Boomer yang datang bertubi-tubi atau tak masuk akal bagi mereka yang masih muda.

Salah satu kenapa stempel itu salah kaprah adalah, pribadi manusia pada generasi tertentu sangat didominasi oleh apa yang terjadi di lingkugan mereka. Tentu kejadian di Amerika, Eropa, dan Indonesia sangatlah berbeda. Katakanlah milenial di Indonesia yang dihadapkan dengan gelombang kemajuan teknologi yang cukup pesat. Respon mereka terhadap keadaan akan berbeda jika mereka tumbuh di pusat kota seperti Jakarta atau kota kecil semacam Rembang.

Mulai dari cita-cita, kebutuhan akan pendidikan, dan imajinasi mereka tentang masa depan akan sama sekali berbeda. Termasuk juga soal kepribadian mereka. Contohnya soal bagaimana keberanian mereka mengungkapkan pendapat, ide atau gagasan. Bisa jadi yang satu akan sangat percaya diri, yang satu lagi malu-malu meski punya argumen yang kuat.

Label mudah menyerah dan rewel pada generasi Z bukan datang dari bawaan lahir. Generasi Z terkenal lebih ekspresif karena kondisi sosial dan hadirnya platform-platform untuk mengekspresikan diri. Bisa jadi Baby Boomer dan Milenial memendam banyak perasaan karena kondisi pada saat itu belum memungkinkan, baik dari segi sosial politik maupun teknologi.

Yang beberhaya dari generation gap

Selain label atau stempel dari generasi-generasi ini yang paling berbahaya adalah kecakapan teknologi. Jika generasi Baby Boomer memiliki keluarga di rentang waktu lahir generasi Milenial atau Generasi Z maka wajib hukumnya mereka untuk juga cakap menggunakan teknologi. Kehidupan sosial mereka yang lahir di awal tahun 2000 kini tak hanya sebatas lingkungan rumah atau sekolah. Bisa jadi mereka juga hidup bersosial dengan mereka yang berjarak ribukan kilometer. Tak hanya itu, di internet gap umur tak lagi kentara asal mereka memiliki satu keterkaitan di salah satu topik.

Menjaga anak-anak ini untuk tetap “aman” sekarang tidak lebih mudah dibandingkan dulu di jaman kerusuhan atau peperangan. Bedanya kini semua bisa dengan mudah mengancam di mana pun dan kapan pun kita terhubung dengan internet. Perundungan, penipuan, bahkan pelecehan kini bisa mengancam kapan pun. Itulah mengapa yang paling berbahaya dari generation gap adalah penguasaan teknologi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button