Tren Sebulan Terakhir : Puan VS Ganjar, Anies, Ridwan Kamil

Founder of Drone Emprit Ismail Fahmi melalui cuitannya di media sosial twitter pada Minggu, 8 Agustus 2021 mengungkapkan bahwa baliho Puan Maharani yang tersebar di berbagai wilayah sejak beberapa minggu terakhir diduga untuk menggeser atau mengimbangi popularitas Ganjar Pranowo.
Berdasarkan data dari Drone Emprit, Ismail menambahkan bahwa dalam sebulan terakhir (7/7/2021-7/8/2021) popularitas Puan di berbagai media meningkat hampir mengimbangi Ganjar walaupun banyak sentimen negatif.
Bahkan Ismail menemukan tren Puan setara dengan Ridwan Kamil,
“Tren Puan setara dengan tren
@ridwankamil ,setelah dikatrol dengan kampanye baliho. Response netizen terhadap baliho turut meningkatkan tren Puan.”
Sedangkan pada tren Puan vs Anies Baswedan, Puan masih jauh berada dibawah, namun perlahan mengalami kenaikan.
Menurut tren of total mentions in all media types, mendapati hasil yang mengejutkan. Sang gubernur DKI tersebut berhasil memimpin popularitas. Diikuti Puan pada posisi kedua dan perlahan berhasil mengalahkan Ganjar dan Ridwan Kamil.
Berdasarkan share of voices in all media types, Anies berada pada posisi pertama dengan 49%, diposisi kedua Ganjar 27%, kemudian Ridwan Kamil 13%, dan Puan 12%.
Sedangkan menurut share of voices in twitter, Anies masih memimpin dengan 50%, kemudian Ganjar 27% diposisi kedua, sementara Ridwan Kamil dan Puan sama-sama memperoleh 12%.
Share of voices di berita online juga menunjukkan Anies masih unggul dengan perolehan 43%, Ganjar 25%, kemudian Ridwan Kamil 19%, dan terakhir Puan 13%.
Ismail memaparkan, “Tampak Anies dan Ganjar diuntungkan oleh percakapan netizen (pro-kontra) di media sosial, dan RK oleh pemberitaan media. Anies paling banyak diserang di medsos, popularitasnya selalu tertinggi. Puan juga makin populer, lewat baliho yang banyak disindir dan jadi meme netizen.”
Ismail menambahkan bahwa dari popularitas, diharapkan nanti akan naik favorabilitasnya (sentimen positif – negatif), lalu dikapitalisasi jadi elektabilitas.
Dia juga mengingatkan bahwa populer saja tidak cukup untuk menaikkan tren positif,
“Populer saja tidak cukup, apalagi populer karena hal yang negatif dan tidak ada positifnya. Harus ada bukti kerja dan prestasi yang bisa digunakan untuk menaikkan tren positif.”
Sumber : Twitter @ismailfahmi