
Rembang, Kalasela.id – Sebagian besar orang Rembang akan kesusahan menjawab ketika ditanya soal potensi daerah Rembang. Ada yang bilang potensi bahari, wisata, pertanian, batik dan lain sebagainya. Setiap orang memiliki pendapatnya masing-masing. Tapi kenapa orang Rembang terasa kesusahan untuk menjawab potensi sesungguhnya dari daerah sendiri? Apakah Rembang memang sebegitu “biasanya” sehingga tidak memiliki potensi yang lebih unggul dari daerah lain? Atau potensi Rembang justru terlampau banyak sehingga masing-masing warga memiliki versinya sendiri.
Baca juga : Belajar Membentuk Pilar Perekonomian dari Sejarah Rembang 200 Tahun Lalu
Pentingnya Pembangunan Berdasarkan Potensi Daerah
Terlepas dari semua itu, mengetahui potensi daerah adalah salah satu jalan untuk mengembangkan wilayah. Kita ketahui bersama bahwa rembang dengan pendapatan tak begitu besar akan sangat kesusahan jika tidak fokus dalam menentukan arah kebijakan termasuk pembangunan. Anggaran yang tak besar itu akan tampak sia-sia jika tak dialokasikan secara bijak untuk pembangunan daerah. Misalnya saja menata kawasan eks Kawedanan menjadi kawasan pertokoan yang menghabiskan dana cukup banyak namun kesusahan untuk mendapatkan penyewa. Atau kebijakan terkait pemberian dana hibah ke organisasi masyarakat namun belum jelas arah tujuan dan pertanggungjawabannya.
Bukankah kebijakan yang seperti ini justru membuat berat langkah Rembang untuk mengejar daerah lain yang lebih maju?
Meski telah memiliki slogan baru “Rembang Gemilang” namun langkah prioritas yang dilakukan Pemkab Rembang belum nampak jelas. Beberapa kebijakan memang tengah dijalankan seperti rencana relokasi pasar dan perbaikan jalan-jalan sebagai pendukung aksesnya. Namun visi besar yang ingin dicapai dalam tahun 2026 menjadi Rembang Gemilang belum dapat diejawantahkan secara jelas. Gemilang seperti apa yang akan dicapai tak banyak yang tau karena banyak hal dikerjakan tapi bukan menjadi potensi daerah.
Bukan bermaksud untuk menyalahkan siapapun, namun sudah saatnya Rembang punya visi besar untuk menggarap potensi daerah. Selayaknya Jogja yang fokus membangun daerahnya menjadi kota pelajar sehingga pembangunan yang dilakukan bertujuan untuk mendukung itu. Atau selayaknya Blora yang fokus mendorong potensi wilayahnya di bidang pertanian, hutan dan pertambangan gas.
Membayang Rembang Jadi Daerah Maju
Saya membayangkan Rembang fokus membangun potensi bahari sehingga 5 tahun mendatang akan punya pelabuhan yang menjadi pusat perdagangan ikan di wilayah Jawa Tengah. Pelabuhan yang mampu mendorong sektor lain seperti pariwisata, jasa pengangkutan dan juga pengiriman. Layaknya Rembang di 200 tahun lalu mampu mendorong kemajuan di sektor produksi dan jasa melalui pelabuhan sebagai ujung tombak nya.
Atau Rembang serius menggarap sektor wisata yang 5 tahun nanti menjadi kiblat bagi para pelancong dan juga turis dari berbagai daerah. Menjadikan Rembang sebagai kota pariwisata terbaik se-Jawa Tengah mungkin bukan tujuan yang mustahil. Apalagi Kota Pusaka Lasem akan terasa sia-sia jika tak dimanfaatkan sebaik mungkin sebagai pusat pariwisata.
Namun kembali lagi ini hanyalah angan-angan dan harapan dari rakyat jelata yang bisa dijalankan ataupun tidak. Tapi saya bersyukur dan berharap Rembang akan menjadi kota maju dengan masyarakat yang sejahtera. -Mahiza-