
Lagu patah hati pertama yang saya dengar kali pertama kemungkinan besar adalah Sewu Kutho dari Didi Kempot, melalui VCD yang sering diputar si mbah menjelang siang. Tentunya hanya mendengar lagunya, bukan menyerap rasanya. Kemudian ketika tumbuh remaja beberapa lagu bertema patah hati sering dijadikan andalan ketika nyanyi di kamar mandi atau didengar menjelang tidur. Yang Terdalam dari Peterpan, Tapi Bukan Aku dari Kerispatih, atau Aku Bisa dari Flanella menjadi tiga dari daftar panjang lagu patah hati yang hingga sekarang masih sering di putar.
Patah hati seolah menjadi salah satu inspirasi, bagi mereka pencipta karya dan mereka yang menikmatinya. Konon katanya salah satu cara paling sederhana untuk merayakan patah hati adalah dengan membiarnya lukanya membiru dengan lagu. Menyanyikan liriknya dengan lantang hingga tangis di dalam hati tak terdengar lagi atau mendengarkan lagunya dengan mata terpejam, membiarkan setiap liriknya menjadi meyembuhkan hati yang lebam.
Radio Bengkong, salah satu band lokal dari Rembang baru saja membuktikan hal ini. Kisah patah hati salah seorang personilnya membawa mereka ke perjalanan yang mereka mimpikan. Lagu, video musik, dan ditonton lebih dari 22 ribu kali di Youtube, belum lagi platform digital lainnya. Pencapaian yang sebelumnya tak pernah terbersit di kepala setiap personilnya.
“Project ini dimulai sejak tahun 2018, pada saat itu hanya sebatas ngejam bareng tongkrongan bersama teman teman. pada akhirnya memutuskan untuk membuat lagu. Kemudian munculah lagu Ora Lilo pada tahun 2019. (dan akhirnya diproduksi dan rilis video klip pada tahun 2021),” terang salah satu personil Radio Bengkong kepada Kalasela.id.
Tema lagu Ora Lilo ini sebenarnya cukup umum. Tentang perjuangan yang kemudian dikalahkan oleh restu dan keadaan, “Kalah nasab, kalah nasib”. Namun yang cukup membuat karya ini patut diapresiasi adalah eksekusi lagu dan video klip yang standarnya tak kalah milik produksi channel atau band besar seperti Deny Caknan atau Guyon Waton. Kertangkes.id sebagai PH di balik video klip Radio Bengkong juga layak mendapat apresiasi lebih. Mereka berhasil memaksimalkan kemampuan mereka untuk mengubah Rembang menjadi lebih cantik melalui tangkapan kamera.
“Sebenarnya kaget juga sih dengan pencapaian Ora Lilo sejauh ini, sebagai karya pertama sebenarnya kami tidak berekspetasi tinggi, tapi ternyata apresiasinya bagus sekali.”
Percaya atau tidak semua orang punya lagu patah hatinya sendiri. Kemudian, mereka yang ingin mengenang luka dan sejarahnya akan kembali mengunjungi lagu tersebut. Atau sebaliknya, kenangannya akan mengalir begitu saja ketika mereka mendengar potongan lagu tersebut. Kalau tidak percaya tengok saja lagu-lagu patah hati jaman dulu di Youtube, arahkan perhatian pada kolom komentar. Pasti ada saja mereka yang numpang curhat di sana. Bukti bahwa sebuah karya mampu merekam memori dari para penikmatnya. Ora Lilo berpotensi demikian.
Semoga di karya-karya selanjutnya Radio Bengkong kembali menghasilkan karya dengan kualitas yang mumpuni dan tentu saja dengan capaian yang melebihi apa yang sudah mereka capai sekarang.
Team Radio Bengkong :
Rifqi Yusril ( @rifqiyusril_ )
Ahmad Rizal H ( @ _rizalhardiansyah )
Lefrandt Degea P ( @degisupro_ )
Adhitya Mahendra ( @mhndra_ad )
Rizki Tama Putra ( @rizkitamaputra_ )
Alnamas ( @alnamas11 )
featuring Maulidia Nur Habibah ( @maulidia.aaa )