Mimpi Membangun Sepakbola melalui Captain Tsubasa

Rembang, Kalasela.id – Anak laki-laki kelahiran tahun 80-90an sudah pasti tidak asing dengan Captain Tsubasa. Bisa dibilang karakter fiksi dalam sebuah anime sepakbola ini adalah idola bagi anak-anak zaman itu. Anime ini diadopsi dari sebuah manga berjudul “Captain Tsubasa” karya Yoichi Takahashi. Di Indonesia, anime ini langsung disambut baik oleh anak- anak saat pertama kali ditayangkan oleh Indosiar pada tahun 1995. Tidak hanya di Indonesia, anime ini juga mendapat sambutan yang baik di negara asalnya Jepang dan beberapa negara lain di dunia.
Pada tahun ini tidak susah untuk menemukan anak yang hafal lirik lagu pembukaan anime “captain Tsubasa” beserta gaya khasnya. Bahkan jika ditanya apakah mereka yang semasa kecilnya menyaksikan anime ini masih hafal lirik lagunya ? sebagian besar tentu akan menjawab masih hafal karena memang begitu populernya tokoh Tsubasa Ozora di tahun 90an.
Lari lari lari (lari lari lari)
Kita akan berlari
Dengan tendangan halilintar dia cetak gol
Saat ini dialah
Pahlawan kita
Lari lari lari (lari lari lari)
Tendang dan berlari
Berjuanglah Tsubasa
Pahlawan kita
Begitulah bunyi potongan lirik yang khas dari anime ini
Captain Tsubasa Membangkitkan Gairah Persepakbolaan Jepang
Meski awalnya anime ini hanyalah sebuah cerita yang berasal dari mimpi dan harapan sang kreator,tak disangka justru membawa dampak besar bagi persepakbolaan khususnya di Jepang.
Siapa sangka setelah tujuh tahun perilisan edisi pertama “captain Tsubasa” tahun 1981, NHK melaporkan bahwa jumlah anak-anak yang bermain sepakbola meningkat sebanyak dua kali lipat. Totalnya mencapai angka 240 ribu.
Bisa terbayang bagaimana antusiasme anak-anak Jepang saat itu terhadap sepakbola? Perlu diketahui bahwa saat kreator mencipkatan karya ini, masyarakat Jepang sama sekali tidak tertarik dengan sepakbola. Olahraga yang digemari masyarakat Jepang saat itu adalah Sumo dan bisbol. Bahkan sebelum memutuskan untuk menjadi mangaka (pembuat manga jepang), takahashi sempat terpikirkan untuk menjadi pemain bisbol.
Menyambut antusiasme masyarakatnya terhadap sepakbola, JFA (Federasi Sepakbola Jepang) memutuskan untuk membentuk liga Profesional. Inilah titik awal dimulainya kiprah Jepang hingga dikenal sebagai salah satu tim terkuat di Asia saat ini. Keputusan ini membuat anak-anak yang bermimpi seperti Tsubasa untuk membawa Jepang ke piala dunia menjadi selangkah lebih dekat.
Tsubasa Sosok Inspirasi Pemain Dunia
Bahkan salah satu legenda sepakbola jepang, Hidetoshi Nakata pernah mengatakan bahwa sebelumnya ia tidak pernah membayangkan sosok idola dalam sepakbola sampai ia terinspirasi dari Captain Tsubasa. Selain Nakata, Fernando torres juga pernah mengatakan hal serupa.
Hal ini membuat saya terpikir bahwa sebuah karya apapun itu jika didasari dengan mimpi, harapan, dan dedikasi akan membawa kebaikan bagi penikmatnya. Karya takahashi ini adalah salah satu buktinya.
Melalui karyanya ini, Takahashi mencoba menyampaikan cara hidup dan pandangannya. Dan saya berharap pesan ini juga tersampaikan kepada anak-anak Indonesia dan persepakbolaan Indonesia.
“Saya rasa, kamu bisa melihat cara hidup saya dalam manga saya. Saya harap, karya manga saya bisa menginspirasi orang-orang untuk mengikuti mimpi mereka. Jika saya berhasil melakukan itu, hidup saya berarti ada maknanya” Takahashi.
Harapan Untuk Persepakbolaan Tanah Air
Jujur, saya berharap semua yang telah ditulis di atas juga menggambarkan persepakbolaan Indonesia. Anak-anak antusias untuk membawa nama Indonesia ke pentas dunia dan didukung oleh regulasi federasi sepakbola kita.
Sistem liga dan pendidikan kepelatihan kita dibenahi hingga ke taraf Internasional. Timnas kita dibentuk dari usia muda dengan pengawasan dan bimbingan para ahli dibidangnya. Gizi dan fasilitas disediakan secara optimal bagi mereka yang sungguh-sungguh memiliki tekad untuk negeri.
Dan yang paling utama adalah tidak ada kelompok atau perseorangan yang menunggangi timnas sepakbola untuk keuntungan pribadi atau golongan. Namun saya yakin bahwa pengurus persebakbolaan kita saat adalah orang yang berdedikasi tinggi, antisuap, dan anti mafia. Ya kan? Bagaimana menurutmu?
Kalo ada yang bilang membentuk persepakbolaan kita menjadi seperti Jepang itu mustahil maka coba kita lihat ketika Jepang mulai membentuk persepakbolaannya. dapat dikatakan mereka memulai dari minus, dari yang tidak suka sepakbola menjadi juara dalam sepakbola. Sedangkan kita sudah tidak diragukan lagi kecintaan terhadap sepakbola. Sepakbola bagi masyarakat kita sudah seperti belahan hati, walaupun berkali- kali disakiti (baca: belum juara) namun masih tetap mencintai. hehehe.
Sederhananya, kita sudah beberapa langkah lebih maju dibandingkan jepang mulai membentuk kecintaan masyarakatnya terhadap sepakbola. Saya yakin dengan usaha dan pengelolaan yang baik, tidak lama lagi lagu Indonesia Raya akan berkumandang dalam kompetisi sepakbola dunia. Sekali lagi perlu diingat bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia kecuali makan kepala sendiri. yuk optimis.