Lifestyle

Kualitas Dokter ala Sinetron

Rembang, Kalasela.id – Membuka tulisan ini saya ingin mengucapkan terima kasih untuk para dokter dan tenaga medis yang telah berjuang selama pandemi COVID-19. Entah berapa banyak senyum yang terselamatkan berkat perjuangan anda semua. Sekali lagi terima kasih untuk pahlawan kesehatan Indonesia.

Kembali ke pembicaraan terkait kualitas dokter ala sinetron, saya teringat sebuah adegan yang sangat umum di sinetron hiburan masyarakat kita. Setiap kali terdapat sebuah adegan kecelakaan hampir pasti pasien akan mendapatkan perban di kepala dan mengalami koma. Lalu dokter akan menemui keluarga dan mengatakan bahwa pasien tidak tertolong. Atau kalaupun sadar biasanya pasien akan mengalami hilang ingatan. Yah begitulah kira-kira alur cerita sinetron di negara ini, sangat mudah untuk di tebak.

Dokter Sinetron vs Dokter K-Drama

Coba kita bandingkan dengan adegan dokter di sinetron kita dengan adegan di K-Drama misalnya. Maka akan terlihat sekali kualitas dokter ala sinetron ini tertinggal jauh dari dokter-dokter dalam K-Drama. Kita ambil beberapa judul drama atau series yang membahas tentang dokter semacam Hospital Playlist atau The Good Doctor yang memberikan detail dan juga ilmu kedokteran based on reality.

Dalam beberapa judul series itu kita mendapat gambaran yang jelas terkait tugas dan juga kompetensi dokter dengan lebih baik. Selain itu juga memicu penontonnya untuk peka terhadap tanggung jawab seorang dokter hanya dengan melihat tayangan. Tentunya series atau drama yang disuguhkan tak seratus persen sama dengan kehidupan dan profesi seorang tenaga medis. Namanya juga drama, perlu adanya bumbu-bumbu adegan yang mampu untuk memikat para penonton. Namun bumbu yang diberikan pada drama-drama itu tak merusak logika penonton dan tak pula merusak wibawa dan karakter seorang dokter.

Kualiatas Dokter ala Sinetron Sudah Sesuai dengan Pasar

Nah, sekarang kita lihat kembali seperti apa kualitas dokter ala sinetron yang masyarakat kita sukai. Bukan hanya tak logis karena tak sesuai dengan ilmu medis dan realita, namun tak jarang juga merusak wibawa seorang dokter.

Tapi apa yang menyebabkan dokter ala sinetron ini begitu tak berwibawa?

Mungkin jawaban yang bisa saya berikan saat ini adalah keengganan dari para produser untuk melakukan riset yang utuh tentang sebuah profesi dokter. Selain keengganan, masalah biaya produksi mungkin juga termasuk alasan yang kuat. Apalagi selama ini tidak ada protes dari penonton sinetron yang rata-rata didominasi oleh ibu rumah tangga ini. Sebagian merasa baik-baik saja selama ada adegan tangis, romantis dan dramatis dari para aktris.

Padahal jika saja peran dokter digarap dengan baik bukan tak mungkin drama tersebut mampu mengilhami penontonnya. Setidaknya penonton mengetahui profesionalisme dari seorang dokter melalui tayangan yang berkualitas. Akan tetapi kembali lagi kepada permintaan pasar, penonton lebih menyukai naskah dan narasi bombastis, romantis, banyak tangis dan dramatis. Dan semua itu yang membentuk kualitas dokter ala sinetron ini. -Mahiza-

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button