OpiniRembang

Gundul-Gundul Pacul: Lagu Dolanan Penuh Pengajaran

Siapa yang tak tahu Gundul-gundul pacul? Gundul-gundul pacul adalah lagu atau nyanyian dolanan yang sering diperdengarkan oleh masyarakat Jawa kepada anak-anak mereka. Nyanyian berbahasa jawa ini memiliki lirik yang sederhana dan mudah diingat.

Kepopuleran lagu ini dikalangan anak-anak Jawa tidak perlu diragukan lagi. Selain diajarkan oleh orang tua mereka dirumah, nyanyian ini juga diajarkan oleh guru-guru di sekolah dasar. Meski begitu populer, ternyata asal-usul dan penciptanya masih belum bisa dipastikan hingga sekarang.

Sebagian orang berpendapat bahwa nyanyian ini diciptakan oleh Sunan Kalijogo alias Raden Said pada saat menyebarkan syiar islam di tanah Jawa. Sementara sumber yang lain menyebutkan bahwa lagu ini diciptakan oleh RC Hardjosubroto.

Terlepas dari siapa yang menciptakan nyanyian ini, ada makna mendalam yang tersirat dari kesederhanaan liriknya. Tapi sebelum membahas makna lagu ini, adakah yang masih ingat liriknya?

Gundul-gundul pacul cul, Gembelengan

Nyunggi-nyunggi wakul kul, Gembelengan

Wakul ngglimpang segane dadi sak latar

Wakul ngglimpang segane dadi sak latar

 

Gundul-gundul pacul cul gembelengan

Gundul dalam bahasa jawa berarti kepala plontos tanpa rambut. Sementara itu, kepala adalah simbol kehormatan bagi orang Jawa dengan bermahkotakan rambut.

Pacul adalah cangkul, alat bercocok tanam yang digunakan oleh petani untuk menggarap sawah. Alat ini terbuat dari lempeng besi bersegi empat dengan gagang kayu. Bentuk segi empat dalam cangkul dimaknai oleh orang Jawa sebagai papat kang ucul (empat hal yang lepas).

Artinya kemuliaan seseorang ditentukan oleh empat hal yaitu mata, hidung, telinga dan mulut.

  • Matanya digunakan untuk melihat kesulitan masyarakat.
  • Telinganya digunakan untuk mendengarkan nasehat.
  • Hidungnya digunakan untuk menghirup wewangian kebaikan.
  • Mulutnya digunakan untuk berbicara yang adil.

Jika empat hal itu telah hilang dari diri seseorang maka kehormatan dan kemuliaannya telah hilang pula. Orang yang telah kehilangan kehormatannya inilah yang disebut Gembelengan alias orang yang sombong.

Seseorang yang gembelengan tidak menggunakan kehormatan dan kemuliaanya dengan penuh tanggung jawab melainkan hanya untuk main-main saja.

Nyunggi-nyunggi wakul kul gembelengan

Nyunggi wakul berarti membawa bakul diatas kepala. Wakul adalah simbol dari kesejahteraan masyarakat. Seseorang yang diamanahi untuk membawa kesejahteraan masyarakat banyak semestinya menempatkan dirinya dibawah amanah itu. Akan tetapi banyak orang yang tidak menempatkan dirinya lebih rendah dari amanah yang dibawa hingga ia termasuk kedalam golongan orang yang gembelangan.

Wakul Ngglimpang segane dadi sak latar

Wakul ngglimpang artinya bakul yang jatuh. Segane dadi sak latar artinya nasi dalam bakul tumpah berserakan.

Apabila yang membawa amanah untuk kesejahteraan adalah mereka yang gembelangan, maka yang dibawanya itu akan berakhir sia-sia.

Pengajaran yang bisa ditarik dari nyanyian ini adalah seseorang harus menjaga kehormatan dan kemuliaanya dengan cara bertanggung jawab terhadap setiap amanah atau pekerjaan yang sedang diembannya. Sikap sombong hanya akan melahirkan keburukan bagi diri sendiri dan juga orang lain.
Bagaimana menurutmu? -Mahiza-

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button