HUT Rembang 281RembangSejarah

Ampo: Kudapan Unik dari Tanah Liat

Banyak masyarakat Rembang yang mulai asing dengan kudapan ampo. Bahkan jika dilakukan survei sederhana dengan bertanya kepada kaum generasi Z, mungkin banyak yang belum pernah mencicipi kudapan ini. Jangankan mencicipi, melihat atau mendengarnya pun mungkin belum pernah. Yap, kudapan ampo ini memang bukan sembarang kudapan. Ampo tidak seperti kudapan yang sering dijumpai saat ini. Mulai dari bentuk rasa bahkan dari segi bahan, ampo tergolong sebagai kudapan unik dan tidak semua orang “doyan” mengkonsumsinya.

Pembuatan Ampo

Ampo terbuat dari tanah liat yang diolah dengan cara dipanggang. Pembuatan ampo dimulai dengan memilah tanah yang cocok untuk diolah. Tanah liat yang digunakan untuk membuat ampo biasanya berasal dari sawah atau pekarangan. Selanjutnya, tanah tersebut dihaluskan dan dibersihkan dari kerikil. Lalu tanah tersebut dibuat menjadi bentuk adonan panjang yang padat mirip seperti saat membuat batu bata. Setelahnya, adonan tadi diiris tipis- tipis menggunakan bambu yang telah ditajamkan sisinya. Cara mengirisnya mirip seperti saat mengupas buah sehingga menghasilkan irisan tipis. Jika melihat dari bentuknya, hasil irisan tadi lebih mirip seperti jajanan “ Astor” namun dengan ukuran yang lebih pendek.

Sebelum dipanggang, irisan tadi dijemur dibawah terik matahari selama 10-15 menit. Setelah dirasa cukup, ampo tadi melewati tahapan inti yaitu memanggang di atas bara api.

Dari proses pembuatannya, ampo termasuk kudapan organik karena tidak menambahkan bahan kimia apapun. Oleh karenanya, baik dari aroma ataupun rasa memang murni dari tanah liat.

Bagi kita yang tak terbiasa mengkonsumsinya, memang kudapan ini tidak menggugah selera. Akan tetapi bagi penggemarnya, ampo memiliki citarasa tersendiri yang istimewa.

Saat ini yang masih mengkonsumsi ampo rata-rata adalah mereka yang sudah berusia lanjut. Mereka menyakini dengan mengkonsumsi ampo dapat mengobati sakit perut. Namun demikian belum banyak penelitian ilmiah yang mampu membuktikannya.

Baca Juga :

Mangga Blungko Khas Rembang

 Lontong Tuyuhan: Sebuah Citarasa dalam Cerita

Asal-Usul dan Keberadaan Ampo Saat ini

Meskipun saat ini ampo tidak banyak diketahui, nyatanya kudapan satu ini seperti kudapan wajib bagi mereka yang hidup di zaman penjajahan dahulu. Setidaknya terdapat beberapa sumber yang menyatakan bahwa ampo telah ada sejak masa-masa sulit era penjajahan. Bahkan dari beberapa pengrajin yang masih berproduksi di Blora, Tuban dan Pati, teknik pembuatan ampo yang mereka gunakan saat ini telah diturunkan oleh leluhurnya sejak beberapa generasi lalu.

Sayangnya jumlah pengrajin ampo terus berkurang. Terlebih lagi mereka yang saat ini bertahan sudah berusia lanjut dan tidak ada tanda -tanda bagi generasi muda berminat untuk mewarisi teknik pembuatan ampo. Perkembangan zaman memang menjadi tantangan yang berat bagi keberadaan ampo.

Kini telah banyak makanan yang jauh lebih estetik dan cantik serta lebih lezat dari pada ampo. Tetapi tetap saja tidak akan bisa sebanding dengan nilai dari sebuah Ampo. Keberadaan ampo telah melampaui zaman, diturunkan dari generasi ke generasi dan menemani keseharian hidup dan budaya masyarakat.

Meski begitu, kita harus realistis bahwa dalam hidup selalu ada perubahan dan perkembangan. Yang tua berganti yang muda, yang lama berganti baru, dan yang kuno berganti modern. Kita harus siap jika seandainya ampo tak lagi kita jumpai. Seperti halnya panganan tradisional yang lain, ampo telah berada pada usia senja dan tinggal menghitung masa dimana ia akan ditinggalkan.

Jadi selagi ampo masih ada puaskanlah dirimu untuk menikmati citarasanya sebelum ia pergi tersisihkan oleh zaman.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button