Rembang, Kalasela.id – Banyak orang berpendapat bahwa masyarakat modern yang terbentuk saat ini adalah hasil dari kemajuan teknologi dan informasi. Hampir semua berbicara tentang kemajuan dan kelebihan menjadi masyarakat modern di era sekarang. Namun, dari sekian banyak kelebihan tersebut, setidaknya ada satu hal yang mulai hilang dari masyarakat modern yaitu keragaman. Sadar atau tidak, sekarang ini kita mulai kewalahan untuk menjaga keragaman dari ancaman keseragaman alias homogenisasi.
Homogenisasi yang Kian Marak
Masyarakat modern terlihat semakin homogen (seragam) dalam banyak hal, mulai dari cara berpakaian, musik, hunian, hingga makanan. Semua ini tampaknya bertujuan untuk membentuk persepsi yang seragam di antara banyak orang. Sayangnya, hal ini telah membuat masyarakat modern menjauhi yang namanya perbedaan dan bahkan menganggapnya sebagai hal yang aneh dan tak biasa
Tidak jarang, seseorang yang memiliki selera atau penilaian yang berbeda dengan kebanyakan orang akan mendapatkan hujatan di media sosial. Perbedaan selera dan penilaian seakan-akan adalah hal yang salah atau bahkan mengancam norma yang ada. Akibatnya, masyarakat modern terancam kehilangan keragaman budaya dan pluralisme, yang seharusnya menjadi sebuah kekayaan dan sumber keindahan di tengah masyarakat yang majemuk ini.
Menjelajahi Homogenisasi dan Konsekuensi Negatif dalam Masyarakat Modern
Homogenisasi dalam masyarakat modern merupakan hasil dari globalisasi dan kemajuan teknologi yang memungkinkan penyebaran budaya populer secara global. Budaya-budaya lokal sering kali tertutupi oleh dominasi budaya global yang seragam. Seiring dengan itu, masyarakat mengalami penurunan apresiasi terhadap perbedaan dan menjadi kurang toleran terhadap pandangan dan preferensi yang berbeda.
Fenomena homogenisasi ini dapat memiliki dampak negatif yang signifikan. Pertama, keragaman budaya dan ekspresi individual terancam, mengarah pada kehilangan identitas dan ciri khas suatu masyarakat. Kedua, hal ini dapat menciptakan lingkungan yang tidak inklusif dan menghambat kebebasan berekspresi. Ketiga, hujatan dan kecaman di media sosial terhadap perbedaan meningkatkan risiko kebencian dan polarisasi dalam masyarakat.
Lebih jauh, keseragaman alias homogenisasi ini adalah ancaman yang nyata bagi Indonesia yang menjunjung tinggi keragaman. Keragaman adalah ruh bagi Indonesia dan bahkan terpampang jelas di lambang negara dalam bentuk slogan โBhinneka Tunggal Ikaโ.
Bagaimana Menghadapi Homogenisasi
Kita perlu memahami bahwa perbedaan adalah hal yang wajar, dan perlu adanya sikap yang terbuka dan toleran terhadap perbedaan. Selanjutnya, kita perlu membangun sikap yang terbuka dan toleran terhadap perbedaan, serta mempromosikan interaksi antar budaya sebagai cara untuk meningkatkan pemahaman dan saling pengertian.
Dengan membangun kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya keragaman dan memperkuat interaksi antar budaya, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan inklusif untuk generasi mendatang. Kita harus memperjuangkan keberagaman dan pluralisme, dan memperkuat nilai-nilai martabat manusia dalam masyarakat kita. Melalui cara-cara ini kita bisa menjaga keragaman dari ancaman keseragaman.